Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak melesat naik 3 persen usai Israel menyerang Iran hari ini (19/4). Sebuah ledakan terdengar di kota Ghahjaworstan di Iran, yang terletak di barat laut kota Isfahan.
Serangan rudal ini memicu kekhawatiran bahwa pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.
Kedua acuan harga minyak internasional pun naik 3 persen, meski saat pembukaan perdagangan harga minyak turun tipis.
Kontrak berjangka Brent naik US$2,63 atau 3 persen menjadi US$89,74 per barel. Sementara, kontrak West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik US$2,56 atau 3,1 persen menjadi US$84,66 per barel.
Kantor berita Iran, Fars, melaporkan ledakan terdengar di sebuah bandara di kota Isafahan, Iran. Namun penyebabnya belum diketahui.
CNN melaporkan beberapa penerbangan dialihkan melalui wilayah udara Iran.
“Jika laporan ini ternyata benar, maka kekhawatiran akan peningkatan eskalasi minyak lebih lanjut akan semakin meningkat, begitu pula kekhawatiran bahwa kita berpotensi semakin mendekati situasi di mana risiko pasokan minyak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya,” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING dikutip Reuters.
Laporan-laporan tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa Israel telah menanggapi serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran pada akhir pekan lalu, kata Patterson.
Akhir pekan lalu Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal sebagai serangan balasan setelah dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah.
Sebagian besar drone dan rudal ditembak jatuh sebelum mencapai wilayah Israel, dengan kerusakan dan korban jiwa yang minimal.
(pta/pta)